Senin, 03 November 2008

budaya dan konsep teknologi

budaya

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika.

Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

[sunting] Unsur-unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

  • Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  • Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

[sunting] Wujud dan komponen

[sunting] Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

sumber

konsep teknologi

“Situs web dan situs purbakala tak jauh beda secara filosofi-nya, keduanya adalah artefak atau produk ilmu pengetahuan dari suatu peradaban manusia di abad tertentu.” ~ TimWB

Sejak jaman dahulu kala hingga sekarang, manusia telah berhasil merengkuh berbagai pencapaian yang luar biasa. Seperti yang bisa dirasakan suksesnya manfaat teknologi di bidang informasi saat ini, yaitu penggunaan Internet yang telah meng-global.

Dari halaman 1 sampai dengan 27 di dalam buku ini, Tim penulis mencoba menjelaskan singkat mengenai percepatan pencapaian beragam teknologi yang terjadi pada peradaban manusia kuno dan modern. Apakah perkembangan teknologi di era modern lebih cepat atau sama saja? Atau malah mungkin lebih lambat dibanding jaman dahulu? Dan, mengapa bisa terjadi percepatan dalam teknologi? (sejarah percepatan teknologi - Bab I)

Ok, sekarang kita coba kembali berbicara mengenai teknologi secara umum saja. Konsep pastinya adalah nilai manfaat dari suatu teknologi itu harus meningkat menurut proporsinya dari masa ke masa. Dengan kata lain, produksi, implementasi, dan operasional teknologi haruslah lebih cepat, lebih kokoh, lebih tahan lama, lebih praktis, lebih murah, lebih ramah lingkungan, dan segala kebaikan dari kata “lebih” lainnya. Itulah jika suatu karya berhak dikonsepkan sebagai suatu teknologi.

Satu contoh, Hukum Moore atas percepatan teknologi di bidang tren piranti keras komputer yang dikukuhkan oleh Gordon Earle Moore (co-founder perusahaan Intel) itu mengatakan bahwa; “Jumlah transistor yang dapat secara murah ditempatkan ke dalam sebuah microchip bertambah lebih banyak secara proporsional, menjadi dua kali lipat per 18 bulan." Artinya revolusi daya kerja processor Intel, misal dari Intel Pentium I ke Intel Pentium II, kemudian ke Intel Pentium III dan seterusnya itu dikonstantakan alias ditetapkan meningkat setiap 18 bulan. Dan, tentu output-nya dikualitaskan lebih praktis dan lebih murah untuk para penggunanya. Dan terbukti!

Buku teks wajib yang dilengkapi soal-soal ilmu eksakta seperti matematika dan fisika (essay dan hitungan) ini sudah sangat jarang di pasaran, mungkin malah sudah tidak ada sama sekali. Tapi jangan khawatir! Bagi mahasiswa jurusan teknik semester awal yang ingin belajar untuk memahami konsep teknologi sesungguhnya, buku dan artikel bertema sejenis pasti sudah banyak sekali dan amat mudah didapat. Apalagi dengan bantuan Google di Internet. (IF)

sumber

Tidak ada komentar: